Monday, July 12, 2010

Ibu Bumi, Kamu Sakit?

Saya bukan seorang aktivis lingkungan. Saya juga bukan seorang yang betul-betul peduli 100% terhadap hal berbau "Go Green". Saya bukan "dark green consumer" yang hanya mau membeli produk-produk penjamin keselamatan bumi atau produk 3R yang marak di pasaran, Hemh, saya peduli, saya sangat peduli tentang issue Global Warming, tapi saya bukan seseorang yang memikirkan terlalu dalam tentang itu. Saya hanya orang yang tahu tentang issue itu, tahu bagaimana untuk mencegahnya, tahu apa yang harus saya perbuat dan berusaha membuat sedikit perubahan dengan hal yang sangat kecil selagi kesadaran saya datang. Hehe. (saya hanya berusaha untuk jujur)

Tapi kemudian, datanglah sebuah kesadaran dalam diri saya tentang perubahan cuaca yang sungguh amat sangat tak menentu akhir-akhir ini. Juni seharusnya adalah musim panas. Seharusnya dress-dress mini, celana pendek dan kacamata hitam menjadi baju kebangsaan untuk musim ini. Tapi anehnya, sudah hampir 1 bulan baju-baju itu tidak dipakai secara rutin oleh saya dan mungkin juga oleh orang-orang di sekitar saya. Mengapa? Karena ternyata hujan gerimis masih sering terpancur dari langit di pagi hari. Dan anehnya, di siang hari matahari akan sangat terik. Atau bisa jadi kejadiannya berbalik, matahari menyengat di pagi hari dan tiba-tiba di sore hari langit akan sangat gelap bak malam ditemani hujan yang sangat deras.

Saya kesal. Tau karena apa? Karena saya bingung harus pakai baju apa. Kalau pagi hari hujan turun, otomatis pakaian saya adalah baju dingin. Setidaknya coat dan payung adalah hal yang pasti saya kenakan. Tapi kemudian, sialnya, lepas waktu beranjak dari pukul 12, langit akan berangsur cerah terang benderang. Coat yang saya kenakan pun akan terasa panas hingga saya harus membukanya. Alhasil saya harus menenteng coat, payung dan tas setiap hari yang (sungguh) berat sekali. Lain lagi kalau di pagi hari langit cerah dengan terik sinar matahari. Baju yang akan saya kenakan tentunya adalah baju anti-panas. Baju simpel nan tipis atau mini. Dan seperti halnya tadi, kadang disaat hari berangsur siang atau sore, hujan turun sangat amat deras. Saya tidak bawa payung, pun coat. Maka kalau sudah hujan deras begitu, tak jarang saya harus menunggu hingga hujan turun mereda dengan keadaan dingin karena baju tipis yang saya kenakan.


Tidak seharusnya ber-boot dan coat ria di bulan Juni

Fakta itu benar-benar menyadarkan saya bahwa ada sesuatu yang salah dengan Ibu Bumi. Ibu Bumi tidak sesehat dulu lagi. Atau mungkinkah Ibu Bumi hanya sedang galau karena terlalu banyak orang yang tidak peduli dengannya? Entahlah. Tapi sekarang saya jadi menyadari bahwa memang saya harus mulai peduli dengan keadaan bumi karena keadaan yang seperti ini membuat saya bingung untuk berpakaian.

Mungkin alasan saya yang mulai peduli dengan Ibu Bumi hanya karena saya juga peduli dengan cara berpakaian dan berpenampilan terdengar sangat bodoh. Tapi saya tidak peduli. Saya justru bersyukur karena akhirnya saya disadarkan dengan hal itu biarpun dengan alasan yang bodoh. Paling tidak sekarang saya punya alasan yang kuat untuk membantu menjaga dan peduli dengan Ibu Bumi. Dan alasan itu benar-benar mendorong saya untuk melakukannya dengan ikhlas demi kepentingan diri saya sendiri dan tentunya untuk Bumi beserta makhluk di dalamnya.

Saya yakin, milyaran orang seperti saya masih banyak diluar sana. Seperti saya? Maksudnya? Maksudnya adalah orang yang setengah-setengah peduli dengan keadaan Ibu Bumi. Kalau memang iya, mereka hanya harus mencari alasan yang tepat untuk membantu menjaga Ibu Bumi. Tidak peduli sebodoh apa alasan itu, tidak peduli sepenting apa alasan itu, toh Ibu Bumi tak pernah mau ambil urus dengan alasannya. Yang terpenting adalah alasan itu membuat dorongan yang cukup kuat pada diri kita untuk membantu menjaga dan merawat Bumi kita yang sedang sakit.

Saya mulai kepedulian saya dengan tidak menggunakan plastik lagi. Kemanapun saya pergi, saya selalu membawa shopping bag, in case saya membeli sesuatu sehingga saya bisa menaruhnya di situ. Shopping bag itu lucu dan murah, hanya berkisar $1 - $5 saja. Kalian bisa membelinya di Cotton On, Forever 21, Top Shop atau dimanapun yang kalian bisa temui. Saya juga mulai peduli dengan produk yang saya pakai. Setidaknya, mencoba untuk membantu sedikit menyembuhkan Ibu Bumi bukan hal yang sulit jika kita punya alasan yang kuat untuk melakukannya.

Cepat sembuh Ibu Bumi!

Sincerely, Z.