Friday, July 23, 2010

Cita - Cita Baru

entah mengapa saya ingin mati muda.
dan sepertinya saya memang akan mati muda.

Friday, July 16, 2010

My tummy madly gets hurt by laughing

I've been dumps in the down lately. I don't know why but it seems like sadness fills me up. I'm so sad. But then, I found out that I need to laugh for a while, being sad is also exhausting as well. I came up with an idea to watch movie, I was looking for DKI (Dono Kasino Indro) but I got none of their video and I found this video instead.

I was laughing out loud, laughing much as over when I saw this. This baby is silly! Goyangnya ga nyantai! And of course his parents are way sillier. Whatever, this baby makes me successfully forget my sadness for a while. It works, dear. It works. Remember, when you are sad, you just need to be a lil creative. You need to find a pleasure from elsewhere either it's from your partner, friends or even YouTube. but trust me, YouTube best when you just want to be alone while you need to laugh.

Enjoy!

Thursday, July 15, 2010

Trahta

Saya benci saya traumatik.

Dicopet di satu jalan menuju sekolah waktu kecil. sejak saat itu tak pernah lagi berani lewat jalan itu dan rela mengambil jalan yang lebih jauh untuk sampai sekolah.

Muntah karena terlalu banyak makan kedelai. sampai detik ini selalu eneg kalau lihat kedelai hijau.

Akun internet sering dibajak, sok-sok-an pakai password susah hanya untuk mendapatkan "strong" password saat verify dan selalu berbeda di setiap akun, membuat saya sering lupa password bahkan tak bisa membukanya lagi. blagu padahal gaptek.

Putus cinta selalu menaruh bekas. selalu butuh jeda waktu lama untuk akhirnya bisa membuka hati lagi.

Diteriaki, dicaci, disindir, difitnah, dijauhi, diasingkan oleh orang lain dan teman yang hanya mengenal ari saya. saya adalah korban bully paling nikmat. orang seperti puas setelah mencaki-maki dan meneriaki saya. tapi saat seorang sahabat satu bangku yang tau dalamnya nadi saya melakukan hal itu, itu membuat sangat trauma. sakit hingga tak mau lagi harus percaya orang lain.

Susah untuk menghapus adegan itu. Adegan saat saya diteriaki, dipanggil "pecun" "perek", dijauhi, diasingkan, difitnah dan anehnya terkadang mereka masih memberi senyum dan membuka tangannya lebar-lebar untuk memeluk saya.

Saya trauma. Untuk melihat warna ungu itu saja seperti takut.




Monday, July 12, 2010

Ibu Bumi, Kamu Sakit?

Saya bukan seorang aktivis lingkungan. Saya juga bukan seorang yang betul-betul peduli 100% terhadap hal berbau "Go Green". Saya bukan "dark green consumer" yang hanya mau membeli produk-produk penjamin keselamatan bumi atau produk 3R yang marak di pasaran, Hemh, saya peduli, saya sangat peduli tentang issue Global Warming, tapi saya bukan seseorang yang memikirkan terlalu dalam tentang itu. Saya hanya orang yang tahu tentang issue itu, tahu bagaimana untuk mencegahnya, tahu apa yang harus saya perbuat dan berusaha membuat sedikit perubahan dengan hal yang sangat kecil selagi kesadaran saya datang. Hehe. (saya hanya berusaha untuk jujur)

Tapi kemudian, datanglah sebuah kesadaran dalam diri saya tentang perubahan cuaca yang sungguh amat sangat tak menentu akhir-akhir ini. Juni seharusnya adalah musim panas. Seharusnya dress-dress mini, celana pendek dan kacamata hitam menjadi baju kebangsaan untuk musim ini. Tapi anehnya, sudah hampir 1 bulan baju-baju itu tidak dipakai secara rutin oleh saya dan mungkin juga oleh orang-orang di sekitar saya. Mengapa? Karena ternyata hujan gerimis masih sering terpancur dari langit di pagi hari. Dan anehnya, di siang hari matahari akan sangat terik. Atau bisa jadi kejadiannya berbalik, matahari menyengat di pagi hari dan tiba-tiba di sore hari langit akan sangat gelap bak malam ditemani hujan yang sangat deras.

Saya kesal. Tau karena apa? Karena saya bingung harus pakai baju apa. Kalau pagi hari hujan turun, otomatis pakaian saya adalah baju dingin. Setidaknya coat dan payung adalah hal yang pasti saya kenakan. Tapi kemudian, sialnya, lepas waktu beranjak dari pukul 12, langit akan berangsur cerah terang benderang. Coat yang saya kenakan pun akan terasa panas hingga saya harus membukanya. Alhasil saya harus menenteng coat, payung dan tas setiap hari yang (sungguh) berat sekali. Lain lagi kalau di pagi hari langit cerah dengan terik sinar matahari. Baju yang akan saya kenakan tentunya adalah baju anti-panas. Baju simpel nan tipis atau mini. Dan seperti halnya tadi, kadang disaat hari berangsur siang atau sore, hujan turun sangat amat deras. Saya tidak bawa payung, pun coat. Maka kalau sudah hujan deras begitu, tak jarang saya harus menunggu hingga hujan turun mereda dengan keadaan dingin karena baju tipis yang saya kenakan.


Tidak seharusnya ber-boot dan coat ria di bulan Juni

Fakta itu benar-benar menyadarkan saya bahwa ada sesuatu yang salah dengan Ibu Bumi. Ibu Bumi tidak sesehat dulu lagi. Atau mungkinkah Ibu Bumi hanya sedang galau karena terlalu banyak orang yang tidak peduli dengannya? Entahlah. Tapi sekarang saya jadi menyadari bahwa memang saya harus mulai peduli dengan keadaan bumi karena keadaan yang seperti ini membuat saya bingung untuk berpakaian.

Mungkin alasan saya yang mulai peduli dengan Ibu Bumi hanya karena saya juga peduli dengan cara berpakaian dan berpenampilan terdengar sangat bodoh. Tapi saya tidak peduli. Saya justru bersyukur karena akhirnya saya disadarkan dengan hal itu biarpun dengan alasan yang bodoh. Paling tidak sekarang saya punya alasan yang kuat untuk membantu menjaga dan peduli dengan Ibu Bumi. Dan alasan itu benar-benar mendorong saya untuk melakukannya dengan ikhlas demi kepentingan diri saya sendiri dan tentunya untuk Bumi beserta makhluk di dalamnya.

Saya yakin, milyaran orang seperti saya masih banyak diluar sana. Seperti saya? Maksudnya? Maksudnya adalah orang yang setengah-setengah peduli dengan keadaan Ibu Bumi. Kalau memang iya, mereka hanya harus mencari alasan yang tepat untuk membantu menjaga Ibu Bumi. Tidak peduli sebodoh apa alasan itu, tidak peduli sepenting apa alasan itu, toh Ibu Bumi tak pernah mau ambil urus dengan alasannya. Yang terpenting adalah alasan itu membuat dorongan yang cukup kuat pada diri kita untuk membantu menjaga dan merawat Bumi kita yang sedang sakit.

Saya mulai kepedulian saya dengan tidak menggunakan plastik lagi. Kemanapun saya pergi, saya selalu membawa shopping bag, in case saya membeli sesuatu sehingga saya bisa menaruhnya di situ. Shopping bag itu lucu dan murah, hanya berkisar $1 - $5 saja. Kalian bisa membelinya di Cotton On, Forever 21, Top Shop atau dimanapun yang kalian bisa temui. Saya juga mulai peduli dengan produk yang saya pakai. Setidaknya, mencoba untuk membantu sedikit menyembuhkan Ibu Bumi bukan hal yang sulit jika kita punya alasan yang kuat untuk melakukannya.

Cepat sembuh Ibu Bumi!

Sincerely, Z.



Sunday, July 11, 2010

Peri Cahaya Al Tarf

Juli malam, kira-kira dua belas tahun lalu, seorang gadis kecil terbangun dari tidurnya untuk meneguk segelas air. Dia menemukan dirinya berada dalam sebuah kebisingan wanita-wanita yang sedang duduk santai di ruang tamu. Tiga orang wanita bermuka hampir sama duduk disana. Dua diantara mereka biasa dipanggil Tante oleh sang gadis kecil.

Jam dua belas malam, tiba-tiba muncul lelaki paruh baya dengan sebuah kue mungil beronggok lilin 24 diatasnya. Tante Elitta mendapatkan umurnya bertambah hari itu. Sang gadis lalu mencium kedua pipi Tante Elitta dan lekas mengelus perut melambungnya yang katanya berisi sepupu kecil berjenis kelamin perempuan.

Tidak sampai selesai kebisingan itu habis, gadis kecil kembali ke kamarnya dan membuka sebuah buku raksasa ajaib sebagai harta karunnya yang paling berharga. Juli, Julius, Cancri, Cancer, 9h 20 degree, Al Tarf. Menarik, fikirnya.

Al Tarf adalah bintang terang dalam rasi Cancer. Bintang berwarna oranye yang hampir sewarna dan sehangat Aldebaran namun cahanya terbelakang hingga ia dinamai Al Tarf yang dalam bahasa Arab berarti terakhir. Dalam 290 tahun cahaya, Al Tarf bisa dibilang bintang penyejuk karena ke-konsistenannya berkomitmen dalam berbagi cahaya. Al Tarf memang bukan bintang penebar kejutan. Bukan bintang yang terkadang melompat jauh dari tempatnya seperti Zubeneschamali. Bukan pula bintang yang dapat terlihat dengan mata telanjang untuk orbitannya seperti Al de Baran. Al Tarf adalah teman, partner dan pengikut yang sangat setia dan konsisten. Al Tarf adalah bintang nan setia yang kehadirannya menjadi penyejuk untuk bintang-bintang lainnya.

__

Tante Elitta adalah tante yang cantik. Tante yang sangat menyayangi semua keponakannya tanpa pilih kasih. Tante Elitta juga terkenal galak. Dia yang akan maju membela jika ada yang mencari masalah dengan orang terdekatnya. Perkataannya tajam bahkan sakit menyelekit. Dan tak jarang, terkadang Tante Elitta sendiri menyesal atas perkataan yang ia keluarkan. Tante Elitta penuh dengan ide brilian biarpun terkadang sedikit egois dan keras dengan kemauannya. Mungkin karena itu, Tante Elitta terlihat sedikit dominan. Tante Elitta itu unik dan dewasa. Dia bisa menjadi seorang Ibu yang super bijaksana tapi bisa juga menjadi wanita manja, wanita lucu nan kekanak-kanakan. Singkatnya mungkin Tante Elitta pandai beradaptasi. Ia pandai menempatkan dirinya bak kepiting yang bisa hidup di dua dunia.

Sang gadis tumbuh dewasa hingga ia bertemu gadis lain. Gadis ini mengingatkan dia oleh seorang Elitta yang dewasa, pintar, penyayang, lucu, humoris, spontan, tajam, cekatan, penuh dengan ide brilian dan selalu menjadi jembatan untuk Aquila dan Pyxis.

Sang gadis, sebut dirinya Pyxis, merasa tentram untuk berada di dekat gadis Al Tarf ini. Ada sosok kakak dalam dirinya untuk bertukar fikiran, ada sosok Ibu dalam dirinya untuk berkeluh kesah, namun, juga ada sosok gadis kecil ceria nan spontan yang selalu bisa menghibur dirinya. Gadis ini bersifat seperti Al Tarf, bintang penyejuk.

Dia memang sang Ibu Peri Al Tarf. Dialah sosok perempuan muda yang keibuan dan mapan. Dialah sosok teman yang terkadang bisa menjelma menjadi seorang Ibu. Dia ah yang mendapatkan dirinya bertambah satu tahun lebih tua di hari ini, 11 Juli 2010. Dialah Gitaditya Witono.



Dirgahayu Ibu Peri. Semoga engkau tetap menjadi siibuperinanbaikhatitiadaduanya untuk diriku, untuk Fikri-mu, untuk Aquila-ku, dan untuk semua bintang di sekitarmu :)

Saturday, July 10, 2010

It’s a shame

After everything that I’ve done
After all the mercy I never showed
After all the feelings I’ve hurt
After all the things I’ve let go unchecked

That I am the one asking for help

I don’t want your pity, but if you will, give me your eyes
Look at me for just a moment, and see me for what I really am
A liar, a cheater, a sadist, a fake, an accomplice to the systematic murder of all that I claim to stand for
Yes, I say I’m trying, that it’ll be different
But I’ve been saying that for so long
Why must I pretend just to get some sort of happiness, while everyone else seems perfectly content?
Why must I suffer for doing what half the world’s population has done better than I?
I want to know if there is some secret network going around
Telling everyone its going to be better, or to make me miserable
I wonder if the governments of the world have a special hit out on me
I wonder if God himself has decided to intervene in his grand design just to teach me a lesson

I wonder if anyone will ever see what I see
The true side of me
I wonder if these games will ever end
And I can finally sleep in peace
I wonder if there is someone out there reading this
Deciding that it is time for me to stop wondering